Budaya Pengenal Kita, Sejarah Pemersatu Kita

Kehidupan bertetangga adalah salah satu unsur yang tidak akan bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, entah tetangga itu berupa manusia, maupun binatang. Tetangga tidak hanya eksis dalam bentuk permukiman, melainkan berlaku juga untuk kehidupan berbangsa, yang mana kita tidak pernah terlepas dari keberadaan bangsa selain daripada Indonesia, entah mereka berada jauh ataupun berbatasan langsung dengan negara kita. Apabila kita membahas soal negara-negara tetangga Indonesia, maka yang pertama kali muncul di benak kita pasti adalah Malaysia, sehingga negara tersebut acap kali dipanggil sebagai "negara jiran", yang mana  jiran berarti tetangga dalam bahasa Melayu.

Sebagaimana bangsa kita, bangsa lain juga lahir melalui sejarah yang panjang. Dan dalam sepanjang sejarahnya, sesebuah bangsa itu pasti memiliki hubungan yang sangat dekat dengan bangsa lain, entah itu dalam hubungan kemiliteran, kebudayaan, hingga keagamaan. Sebagai negara yang bertetangga, maka Indonesia dan Malaysia sudah pasti memiliki hubungan sejarah yang panjang, serta menjadi komponen penting dalam pembentukan bangsa modern ini.

Seiring dengan canggihnya perkembangan zaman, maka kedua bangsa Indonesia dan Malaysia dapat saling berhubungan antara satu sama lain terutamanya dalam jaringan melalui media sosial. Kendati demikian, tidak jarang muncul perselisihan di antara kita akibat permasalahan kebudayaan, yang berujung kepada sikap saling menghina, merendahkan, dan memusuhi. Hal ini secara tidak langsung telah menyebabkan terkuburnya sejarah hubungan Indonesia-Malaysia secara perlahan sehingga kian terlupakan oleh generasi muda.

Dari fenomena inilah Media Serumpun hadir pertama kali di platform Instagram pada tanggal 23 Juli 2020 untuk menggali kembali dan menyampaikan berbagai kisah sejarah persaudaraan leluhur dua bangsa serumpun, serta hubungan kebudayaan antara kita sesuai dengan slogan kami yaitu "Budaya Pengenal Kita, Sejarah Pemersatu Kita" dalam usaha mempererat kembali hubungan bangsa Indonesia dan Malaysia. Nama Serumpun dipilih sesuai dengan hubungan darah dan linguistik mayoritas bangsa Indonesia dan Malaysia yang sama-sama tergolong sebagai bangsa Austronesia. Dalam ruang lingkup yang lebih sempit, keserumpunan Indonesia-Malaysia ditandai dengan populasi orang-orang Melayu dan Dayak yang besar di kedua negara, serta kehadiran etnis-etnis Jawa, Bugis, Minangkabau, Banjar, Aceh, Mandailing, Kerinci, dan lainnya di negeri jiran bagi mempererat hubungan kita.

Selain alasan anthropologis tersebut, pemilihan nama Serumpun juga sesuai dengan harapan kami selaku penulis yaitu menumbuhkan kembali kesadaran para pembaca tanpa batasan usia di kalangan bangsa-bangsa Nusantara, baik bangsa Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Selatan Thailand, serta Filipina, bahwa kita sejatinya adalah bersaudara meski telah berpisah menjadi beberapa buah negara. 

“Serumpun? Mana ada serumpun! Indonesia itu gak hanya Melayu bung! Masih ada Jawa, Sunda, Batak, Bugis dan lainnya yang beda dari Melayu!” 

Dalam memulai blog ini, tentunya saya sudah mempertimbangkan dengan argumen-argumen seperti ini yang bahkan dikemukakan juga oleh sejarawan yang berpendidikan. Tetapi semuanya sudah saya bahas khusus pada artikel ini: Indonesia dan Malaysia Serumpun? Jangan Salah Paham!

Logo Media Serumpun cukup simpel, yaitu gabungan dari angka 1 dan huruf kapital R, yang mana 1 diterjemahkan sebagai awalan "se-", dan R yang bermaksud rumpun. Motif yang digunakan adalah batik dan songket. Batik di sini melambangkan seluruh bangsa Nusantara mengingat bahwa setiap daerah dari Sabang sampai Merauke memiliki motif batiknya sendiri. Adapun motif yang digunakan adalag motif batik Jawa bagi menghormati asal-usul batik itu sendiir. Songket Melayu pula menjadi tanda bahwa eksistensi Melayu di kelima-lima negara ini menjadi salah satu unsur pengerat hubungan silaturrahmi di antara kita.

Logo Media Serumpun cukup simpel, yaitu gabungan dari angka 1 dan huruf kapital R, yang mana 1 diterjemahkan sebagai awalan "se-", dan R yang bermaksud rumpun. Motif yang digunakan adalah batik dan songket. Batik di sini melambangkan seluruh bangsa Nusantara mengingat bahwa setiap daerah dari Sabang sampai Merauke memiliki motif batiknya sendiri. Adapun motif yang digunakan adalag motif batik Jawa bagi menghormati asal-usul batik itu sendiir. Songket Melayu pula menjadi tanda bahwa eksistensi Melayu di kelima-lima negara ini menjadi salah satu unsur pengerat hubungan silaturrahmi di antara kita.

Meski kami menggunakan platform blogspot sebagai media penyampaian artikel, Insya Allah seluruh informasi di sini adalah berdasarkan fakta dan data yang akurat dengan mencantumkan daftar pustaka pada setiap artikel kami, yang bisa digunakan oleh para pembaca untuk memperoleh rujukan yang lebih lengkap.



Salam



Penulis Media Serumpun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Akulturasi Dayak, Melayu, dan Jawa Menjadi Urang Banjar

130 Tahun Pasang Surut Hubungan Aceh-Johor

Persaudaraan Aceh dengan Perak dan Pahang dalam Sejarah