Ulasan Buku Serumpun - Tasjil Anis Salatin: Rahsia Agung Melaka


Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,

Kesultanan Melaka merupakan sebuah kesultanan Islam yang paling agung di Semenanjung Melayu khususnya, serta salah satu kesultanan paling berpengaruh bagi Nusantara. Salah satu bukti kebesaran dan kekayaan Kesultanan Melaka dalam berbagai bidang sepanjang abad ke-15 ini adalah dengan kejatuhannya di tangan Portugis. Pasalnya, serangan terhadap Melaka ini pasti dilakukan bukan tanpa alasan, melainkan karena sikap dengki dan bencinya bangsa Portugis terhadap kebesaran Islam serta keberhasilannya dalam berperan sebagai Venice of the East

Jika ingin menghancurkan sesebuah bangsa, maka hancurkanlah sejarahnya! Itulah mengapa saat takluknya Melaka, Portugis langsung menghancurkan semua peninggalan berharga termasuklah Masjid Agung Melaka, serta membakar berbagai catatan sejarah Melaka sehingga nyaris tidak bersisa. Akibat dari tindakan mereka lebih dari 500 tahun lalu, ramai yang mempersoalkan mengenai kekayaan Kesultanan Melaka, bahkan ada yang sampai meragukan eksistensinya akibat tidak adanya peninggalannya. Sebenarnya, pihak Portugis ada menyimpan beberapa catatan sejarah Melaka di Eropa.

Oleh karena itulah Farahana Shuhaimi, bersama tim penelitinya yaitu Gading Bertuah, berinisiatif untuk membongkar dan meneliti kembali catatan-catatan peristiwa, silsilah kekerabatan, serta sistem undang-undang Kesultanan Melaka yang telah hilang dari tanah asalnya. Catatan-catatan ini banyak ditemukan di luar Malaysia maupun Indonesia, terutamanya di negara-negara Eropa. Antara catatan sejarah klasik yang masyhur yang menjadi rujukan bagi buku ini adalah Sulalatus Salatin, Lendas da India, dan Suma Oriental.

Buku ini terbagi kepada 11 bab, yaitu :

  1. Kota Melaka dan Penduduk : Membahas tentang kondisi penduduk dan sistem kehidupan yang diterapkan oleh warga Kota Melaka.

  2. Waris dan Pewaris Melaka : Memerinci silsilah sultan-sultan Melaka dari zaman pra-Kesultanan Melaka seperti hubungannya dengan raja-raja Singapura termasuklah Sang Nila Utama, hingga sultan terakhir Melaka.

  3. Pembesar dan Wilayah Melaka : Membahas tentang kehidupan para bangsawan dan menteri-menteri Melaka bersama peran-perannya, serta wilayah Melaka yang terbentang sepanjang Semenanjung Melayu, sebagian Sumatera, serta kepulauan Riau-Lingga-Natuna.

  4. Melaka dan Ekonomi : Menjelaskan mengenai kehidupan ekonomi Melaka yang kaya, serta kehadiran pedagang-pedagang dari berbagai penjuru dunia, menjadikan kota Melaka sebagai kota yang beraneka ragam suku, bahasa, dan agama.

  5. Melaka dan Peperangan : Menjelaskan mengenai sistem militer dan pertahanan Melaka, riwayat pengiriman pasukannya dalam menghadapi ancaman asing, hingga akhirnya Melaka jatuh ke tangan Portugis.

  6. Melaka dan Pengangkutan : Memberi gambaran tentang kapal-kapal Melaka yang hebat, serta peran hewan-hewan seperti gajah sebagai angkutan darat.

  7. Melaka dan Permainan : Memberi gambaran tentang berbagai permainan yang dimainkan di Kesultanan Melaka.

  8. Melaka dan Rasuah : Menyajikan riwayat terjadinya korupsi di Melaka dan usaha mengatasinya. Rasuah di sini bermakna korupsi dalam bahasa Indonesia.

  9. Melaka dan Cinta : Menceritakan berbagai kisah percintaan dan pernikahan para kerabat Melaka yang melahirkan sikap persaudaraan.

  10. Melaka dan Undang-Undang : Membedah isi Hukum Kanun Melaka dan Undang-Undang Laut Melaka yang menjadi dasar pemerintahan Kesultanan Melaka. 

  11. Melaka dan Islam : Membahas tentang bagaimana Islam bersinar bagi warga Melayu Melaka, serta kegiatan-kegiatan Islami yang dilakukan oleh sultan dan para penduduknya.

Keunikan dari buku ini adalah cara penulisannya yang tersusun dalam poin-poin angka layaknya sebuah catatan kerajaan, berbeda dari buku sejarah lain yang mana ditulis dalam bentuk essay. Setiap poin dicantumkan referensinya di akhir paragraf menjelaskan dari mana sang penulis mendapatkan informasinya. Bab-bab yang terkandung dalam buku ini juga tidak  saling berkaitan antara satu sama lain, sehingga pembaca bebas untuk membaca bab ataupun poin mana saja tanpa harus berurutan. Sesuai dengan negara asal buku ini diterbitkan, bahasa yang digunakan pula adalah bahasa Melayu Malaysia dengan sentuhan gaya Melayu Klasik, sehingga menguatkan nuansa kesusastraan klasik bagi para pembaca. Hanya saja, mungkin para pembaca dari Indonesia akan sedikit kesulitan untuk memahami beberapa kosa katanya.

Melalui gaya penulisan tersebut, buku Tasjil Anis Salatin: Rahsia Agung Melaka ini bisa jadi referensi bacaan wajib bagi siapa saja yang ingin mendalami sejarah Kesultanan Melaka alih-alih harus membaca buku-buku sejarah klasik yang terlalu padat dengan bahasa yang rumit. Sehingga, buku ini cocok untuk dibaca oleh siapa saja tanpa batas usia ataupun tingkat pendidikan.

Oleh karena itu, tidak heranlah mengapa buku ini termasuk dalam salah satu jajaran buku paling diminati di Malaysia. Bahkan, buku ini telah diterjemahkan oleh penerbit Korea Selatan untuk dijual di negaranya. Maka dari itu, besar harapan saya agar buku ini diimpor untuk pasar internasional terutama untuk Indonesia bagi menambah wawasan sejarah Melayu serumpun.

Bagi saudara serumpun yang berasal dari Indonesia, Pattani (Selatan Thailand) dan Brunei, meski buku ini tidak dijual di Indonesia baik di toko-toko buku maupun situs-situs jual beli online, penerbit Patriots Publishing telah menyediakan versi e-book yang mana bisa saudara beli melalui situs resminya yaitu di sini. Harganya cukup murah, yaitu RM 14.00 atau kisaran Rp 60,000-an termasuk biaya pajak.

Saudara serumpun yang berasal dari Malaysia dan Singapura pula, buku ini bisa didapatkan dengan mudah melalui situs jual beli Shopee, ataupun di beberapa toko buku seperti MPH, Hasani Books, SMO Bookstore, dan lainnya yang bisa saudara cek di sini.


“Quem for senhor de Malaca, tem a sua mão na garganta de Veneza”
Barang siapa yang menguasai Melaka, maka dialah yang akan memegang leher Venice

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Akulturasi Dayak, Melayu, dan Jawa Menjadi Urang Banjar

Persaudaraan Aceh dengan Perak dan Pahang dalam Sejarah

130 Tahun Pasang Surut Hubungan Aceh-Johor